Setelah membaca kasus
tersebut, kami akan menjawab pertanyaan–pertanyaan di bawah ini :
a. Mengapa faktor
ekonomi dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah ?
Jawab :
Kurangnya pendapatan
keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok
sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan
bahkan membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan
sehari-hari misalnya anak membantu orang tua ke sawah, karena di anggap meringankan
beban orang tua anak di ajak ikut orang tua ke tempat kerja yang jauh dan
meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama.
Dan apa lagi yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk membantu pekerjaan orang tua, setelah merasa enaknya membelanjakan uang hasil usaha sendiri akhirnya anak tidak terasa sekolahnya ditinggalkan begitu saja, anak perempuan di suruh mengasuh adiknya di waktu ibu sibuk bekerja.
Dan apa lagi yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk membantu pekerjaan orang tua, setelah merasa enaknya membelanjakan uang hasil usaha sendiri akhirnya anak tidak terasa sekolahnya ditinggalkan begitu saja, anak perempuan di suruh mengasuh adiknya di waktu ibu sibuk bekerja.
b. Adakah faktor lain
selain faktor ekonomi yang menjadi penyebab meningkatnya angka putus sekolah ?
Apabila ada, apa saja faktor tersebut ?
Jawab :
Ya, ada. Faktor –
faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :
1. Faktor yang
datangnya berasal dari diri anak itu sendiri, seperti anak yang malas berangkat
sekolah karena tidak memiliki minat dalam pendidikan. Hal ini karena faktor
lingkungan yang mempengaruhi anak tersebut, misalnya saja karena malas belajar
karena kebanyakan main game dan menonton tv, desakan pergaulan,
pola pikir anak yang menganggap pendidikan tidak penting kemudian rasa minder
karena anak tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya dan kesenjangan
ekonomi kemudian keadaan lingkungan sperti keluarganya yang kurang memotivasi
anak untuk sekolah yang menjadi penyebab anak enggan ke sekolah.
2. Pemaksaan hak
oleh orang tua. Pendidikan merupakan kewajiban dari orang tua, namun kadang ada
orang tua yang mengatur pendidikan yang dipilih dari anaknya dan sering
bersifat memaksa. Pendidikan yang dipilih orang tua selalu dianggap terbaik
untuk mereka, walaupun keinginan, minat dan bakat, dan kemampuan dari si anak
tidak sesuai. Anak yang terpaksa menuruti pendidikan dari orang tuanya yang
tidak sesuai dengan keinginanya akan berpengaruh pada psikologisnya. Dalam
belajar anak tersebut akan cenderung bertele-tele dan asal-asalan dalam menimba
ilmu di sekolah, kemudian mengakibatkan nilai dari anak tersebut jelek dan
berujung pada putus sekolah.
3. Kurangya
prasarana dan fasilitas penunjang pendidikan. Sering kita jumpai dalam media
massa pemberitaan tentang anak-anak yang bersekolah di bawah jembatan, tidak
adanya transportasi untuk pergi ke sekolah sampai ada yang rela berjalan jauh
melewati hutan hanya demi
mengenyam sebuah pendidikan. Dalam pedesaan atau daerah terpencil belum semua
anak bisa menikmati pendidikan di sekolah, para pendidik, transportasi dan
gedung sekolah yang memadai dan yang dibutukan pun belum bisa dipenuhi oleh
pemerintah untuk mereka. Karena lingkungan atau tempatnya yang sulit dijangkau
sehingga masih banyak dari mereka yang belum menyentuh pendidikan formal. Dalam
pembelajaran yang efektif diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang yang
memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa alat tulis, buku pelajaran, serta
perangkat-perangkat pendukung pembelajaran lainya yang memadai. Kurangnya
fasilitas penunjang tersebut akan mengakibatkan minat anak untuk belajar turum,
sehingga berpotensi untuk putus sekolah.
4.
Pola pikir masyarakat. Masyarakat yang tradisional atau
masyarakat yang hidup dipedesaan mempunyai pola pikir yang mengaggap pendidikan
merupakan hal yang tidak penting, mereka berpikir buat apa sekolah tinggi tapi
kalau hanya menjadi pengangguran atau ujung-ujungnya hanya berladang membantu
kedua orang tuanya atau menangkap ikan dilaut. Mereka berpikir bahwa pendidikan
di sekolah hanya membuang-buang waktu, uang dan termasuk kegiatan yang tidak
berguna serta tanpa pendidikan pun pasti bisa hidup layak. Ada juga sebagian
masyarakat yang memandang perempuan tidak berhak sekolah, karena kaum perempuan
hanya burujung menjadi ibu rumah tangga. Bahkan ada sebagian masyarakat
pedesaan yang memilih menikahkan anaknya di usia muda, sehingga kedudukan
pendidikan dalam kehidupanya hanya sebagai pelengkap.
5. Kelainan fisik
maupun mental. Angka putus sekolah dikarenakan faktor ini tidak sebanyak
faktor-faktor lain, karena sudah adanya sekolah yang dikhususkan untuk anak
kelainan fisik maupun mental yaitu Sekolah Luar Biasa. Namun jika menengok ke
lapangan masih ada anak yang putus sekolah atau tidak bisa bersekolah
dikarenakan fakor ini.
c. Apakah upaya
pemerintah sudah optimal untuk mengatasi masalah ini ? Kemukakan indikator
optimal dan tidak optimal ?
Jawab :
Belum optimal, karena
biaya
pendidikan yang cukup mahal dirasakan tidak mampu untuk mereka menyekolahkan
anak-anaknya, berbagai bantuan beasiswa seperti BOS dan BSM pun belum cukup membantu. Dalam pedesaan atau daerah terpencil
belum semua anak bisa menikmati pendidikan di sekolah, para pendidik,
transportasi dan gedung sekolah yang memadai dan yang dibutukan pun belum bisa
dipenuhi oleh pemerintah untuk mereka. Karena lingkungan atau tempatnya yang
sulit dijangkau sehingga masih banyak dari mereka yang belum menyentuh
pendidikan formal. Dalam pembelajaran yang efektif diperlukan
fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa
alat tulis, buku pelajaran, serta perangkat-perangkat pendukung pembelajaran
lainya yang memadai.
d.
Selain
pemerintah, siapa lagi yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah ini ? Apa
saja peran yang bisa ditampilkannya ?
Jawab :
Selain pemerintah
yang bertanggung jawab dalam mengatasi masalah ini adalah orang tua dan
guru-guru siswa atau siswi itu sendiri. Karena tanpa motivasi dan pengawasan
mereka kepada peserta didik dan anak-anaknya, semua tidak akan memberikan
pengaruh yang berarti . Jika anak – anak tidak mendapat bimbingan dan perhatian
yang baik, maka akan mempengaruhi minatnya untuk bersekolah.
e. Apa solusi yang
kalian ajukan untuk mengatasi masalah ini ? Bagaimana strateginya supaya solusi
itu berhasil ?
Jawab :
1.
Memfasilitasi atau memberikan sarana prasarana yang memadai.
Seperti yang telah kita ketahui banyak anak-anak yang belum bisa mengenyam
pendidikan karena kurangya fasilitas dan sarana yang memadai. Memfasilitasi
juga termasuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu, seperti
pemerataan pendidikan dengan membangun dan memperbaiki gedung sekolah di
daerah-daerah, memberikan transportasi yang lebih memadai, serta memberikan
fasilitas penunjang-penunjang kegiatan belajar mengajar ditambah lagi pengadaan
seragam sekolah dan buku paket gratis.
2.
Sekolah terbuka. Sekolah terbuka merupakan pendidikan formal
yang diperuntukan untuk merek yang kurang mampu, karena tidak memungut biaya
sepersenpun dan siswanya tidak berseragam. Sekolah ini juga dilengkapi modul
untuk mereka belajar, dalam pembelajaranya dengan belajar mandiri dan
berkelompok. Lulusan dari sekolah ini juga menerima Surat Tanda Tamat Belajar
dan mereka juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama seperti sekolah regular.
f. Kemukakan bentuk
pelanggaran hak warga negara yang pernah terjadi di daerahmu. Serta bagaimana
solusi untuk menyelesaikannya ?
Jawab :
Banyak sekali bentuk
pelanggaran hal warga negara yang pernah terjadi di lingkungan saya, seperti
halnya beberapa teman saya SD telah ada yang menikah dini, lalu ada yang
bekerja sebelum lulus SMP, ada yang tidak taman sekolah karena pergaulan bebas
dan lain-lain seperti megkonsumsi narkotika. Untuk megatasi atau solusi
penyelesaiannya menurut saya ini bukanlah hal yang mudah, perlu sering adanya
bimbingan atau penyuluhan kepada masyarakat sekitar agar masyarakat semakin
sadar dan tahu akan arti penting pendidikan bagi anak bangsa.
izin copas untuk tugas sekolah
BalasHapusizin copas untuk tugas sekolah
BalasHapus