Sabtu, 21 Februari 2015

Jawaban Soal PKN Kelas XI Hal 12 (Semester 2)

Setelah membaca kasus tersebut, kami akan menjawab pertanyaan–pertanyaan di bawah ini :
a.  Mengapa faktor ekonomi dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya angka putus sekolah ?
Jawab :
Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan sehari-hari misalnya anak membantu orang tua ke sawah, karena di anggap meringankan beban orang tua anak di ajak ikut orang tua ke tempat kerja yang jauh dan meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama.

Dan apa lagi yang menjadi buruh tanpa tujuan untuk membantu pekerjaan orang tua, setelah merasa enaknya membelanjakan uang hasil usaha sendiri akhirnya anak tidak terasa sekolahnya ditinggalkan begitu saja, anak perempuan di suruh mengasuh adiknya di waktu ibu sibuk bekerja.
b.     Adakah faktor lain selain faktor ekonomi yang menjadi penyebab meningkatnya angka putus sekolah ? Apabila ada, apa saja faktor tersebut ?
Jawab :
Ya, ada. Faktor – faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :
1.      Faktor yang datangnya berasal dari diri anak itu sendiri, seperti anak yang malas berangkat sekolah karena tidak memiliki minat dalam pendidikan. Hal ini karena faktor lingkungan yang mempengaruhi anak tersebut, misalnya saja karena malas belajar karena kebanyakan main game dan menonton tv, desakan pergaulan, pola pikir anak yang menganggap pendidikan tidak penting kemudian rasa minder karena anak tidak bisa bersosialisasi dengan teman sebayanya dan kesenjangan ekonomi kemudian keadaan lingkungan sperti keluarganya yang kurang memotivasi anak untuk sekolah yang menjadi penyebab anak enggan ke sekolah.
2.   Pemaksaan hak oleh orang tua. Pendidikan merupakan kewajiban dari orang tua, namun kadang ada orang tua yang mengatur pendidikan yang dipilih dari anaknya dan sering bersifat memaksa. Pendidikan yang dipilih orang tua selalu dianggap terbaik untuk mereka, walaupun keinginan, minat dan bakat, dan kemampuan dari si anak tidak sesuai. Anak yang terpaksa menuruti pendidikan dari orang tuanya yang tidak sesuai dengan keinginanya akan berpengaruh pada psikologisnya. Dalam belajar anak tersebut akan cenderung bertele-tele dan asal-asalan dalam menimba ilmu di sekolah, kemudian mengakibatkan nilai dari anak tersebut jelek dan berujung pada putus sekolah.
3.   Kurangya prasarana dan fasilitas penunjang pendidikan. Sering kita jumpai dalam media massa pemberitaan tentang anak-anak yang bersekolah di bawah jembatan, tidak adanya transportasi untuk pergi ke sekolah sampai ada yang rela berjalan jauh melewati hutan  hanya demi mengenyam sebuah pendidikan. Dalam pedesaan atau daerah terpencil belum semua anak bisa menikmati pendidikan di sekolah, para pendidik, transportasi dan gedung sekolah yang memadai dan yang dibutukan pun belum bisa dipenuhi oleh pemerintah untuk mereka. Karena lingkungan atau tempatnya yang sulit dijangkau sehingga masih banyak dari mereka yang belum menyentuh pendidikan formal. Dalam pembelajaran yang efektif diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa alat tulis, buku pelajaran, serta perangkat-perangkat pendukung pembelajaran lainya yang memadai. Kurangnya fasilitas penunjang tersebut akan mengakibatkan minat anak untuk belajar turum, sehingga berpotensi untuk putus sekolah.
4.      Pola pikir masyarakat. Masyarakat yang tradisional atau masyarakat yang hidup dipedesaan mempunyai pola pikir yang mengaggap pendidikan merupakan hal yang tidak penting, mereka berpikir buat apa sekolah tinggi tapi kalau hanya menjadi pengangguran atau ujung-ujungnya hanya berladang membantu kedua orang tuanya atau menangkap ikan dilaut. Mereka berpikir bahwa pendidikan di sekolah hanya membuang-buang waktu, uang dan termasuk kegiatan yang tidak berguna serta tanpa pendidikan pun pasti bisa hidup layak. Ada juga sebagian masyarakat yang memandang perempuan tidak berhak sekolah, karena kaum perempuan hanya burujung menjadi ibu rumah tangga. Bahkan ada sebagian masyarakat pedesaan yang memilih menikahkan anaknya di usia muda, sehingga kedudukan pendidikan dalam kehidupanya hanya sebagai pelengkap. 
5.    Kelainan fisik maupun mental. Angka putus sekolah dikarenakan faktor ini tidak sebanyak faktor-faktor lain, karena sudah adanya sekolah yang dikhususkan untuk anak kelainan fisik maupun mental yaitu Sekolah Luar Biasa. Namun jika menengok ke lapangan masih ada anak yang putus sekolah atau tidak bisa bersekolah dikarenakan fakor ini.
c.     Apakah upaya pemerintah sudah optimal untuk mengatasi masalah ini ? Kemukakan indikator optimal dan tidak optimal  ?
Jawab :
Belum optimal, karena biaya pendidikan yang cukup mahal dirasakan tidak mampu untuk mereka menyekolahkan anak-anaknya, berbagai bantuan beasiswa seperti BOS dan BSM pun belum cukup membantu. Dalam pedesaan atau daerah terpencil belum semua anak bisa menikmati pendidikan di sekolah, para pendidik, transportasi dan gedung sekolah yang memadai dan yang dibutukan pun belum bisa dipenuhi oleh pemerintah untuk mereka. Karena lingkungan atau tempatnya yang sulit dijangkau sehingga masih banyak dari mereka yang belum menyentuh pendidikan formal. Dalam pembelajaran yang efektif diperlukan fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa alat tulis, buku pelajaran, serta perangkat-perangkat pendukung pembelajaran lainya yang memadai.
d.      Selain pemerintah, siapa lagi yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah ini ? Apa saja peran yang bisa ditampilkannya ?
Jawab :
Selain pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengatasi masalah ini adalah orang tua dan guru-guru siswa atau siswi itu sendiri. Karena tanpa motivasi dan pengawasan mereka kepada peserta didik dan anak-anaknya, semua tidak akan memberikan pengaruh yang berarti . Jika anak – anak tidak mendapat bimbingan dan perhatian yang baik, maka akan mempengaruhi minatnya untuk bersekolah.
e.    Apa solusi yang kalian ajukan untuk mengatasi masalah ini ? Bagaimana strateginya supaya solusi itu berhasil ?
Jawab :
1.      Memfasilitasi atau memberikan sarana prasarana yang memadai. Seperti yang telah kita ketahui banyak anak-anak yang belum bisa mengenyam pendidikan karena kurangya fasilitas dan sarana yang memadai. Memfasilitasi juga termasuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu, seperti pemerataan pendidikan dengan membangun dan memperbaiki gedung sekolah di daerah-daerah, memberikan transportasi yang lebih memadai, serta memberikan fasilitas penunjang-penunjang kegiatan belajar mengajar ditambah lagi pengadaan seragam sekolah dan buku paket gratis.
2.      Sekolah terbuka. Sekolah terbuka merupakan pendidikan formal yang diperuntukan untuk merek yang kurang mampu, karena tidak memungut biaya sepersenpun dan siswanya tidak berseragam. Sekolah ini juga dilengkapi modul untuk mereka belajar, dalam pembelajaranya dengan belajar mandiri dan berkelompok. Lulusan dari sekolah ini juga menerima Surat Tanda Tamat Belajar dan mereka juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama seperti sekolah regular.
f.    Kemukakan bentuk pelanggaran hak warga negara yang pernah terjadi di daerahmu. Serta bagaimana solusi untuk menyelesaikannya ?
Jawab :
Banyak sekali bentuk pelanggaran hal warga negara yang pernah terjadi di lingkungan saya, seperti halnya beberapa teman saya SD telah ada yang menikah dini, lalu ada yang bekerja sebelum lulus SMP, ada yang tidak taman sekolah karena pergaulan bebas dan lain-lain seperti megkonsumsi narkotika. Untuk megatasi atau solusi penyelesaiannya menurut saya ini bukanlah hal yang mudah, perlu sering adanya bimbingan atau penyuluhan kepada masyarakat sekitar agar masyarakat semakin sadar dan tahu akan arti penting pendidikan bagi anak bangsa.



2 komentar:

Komentar anda sangat bermanfaat untuk saya. Terima Kasih