NASKAH DEBAT PRO
UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA
SMK NEGERI 17 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI JEJARING SOSIAL
(MISALNYA FACEBOOK DAN TWITTER) KURANG MENDIDIK
Bahasa
memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif
dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat
menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi
sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan
komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya
peradaban manusia, termasuk di Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai
bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya makin
beragam tapi juga semakin canggih.
Disaat ini
perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh
globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang
serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu.
Dizaman sekarang dari segi penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian
adat adalah maskot, sekarang pakaian trendy yang lebih oke. Dari segi tingkah
laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan
zaman dulu.
Salah
satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa
yang didukung oleh perangkat teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan
pada jejaring sosial, seperti internet, facebook, twitter, chatting, email,
sms, dan sebagainya. Namun penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa
Indonesia menimbulkan sorotan besar dari para pengamat.
Berlatar
pada kondisi itulah, kita perlu berdiskusi dan menentukan sikap terhadap fenomena
bahasa pada jejaring sosial yang semakin mengglobal. Bagaimana kita memandang
bahasa pada jejaring sosial; ancaman atau peluang? Bahasa Indonesia adalah
salah satu aset penting bangsa Indonesia. Kenapa? Karena menurut saya, bahasa
Indonesia merupakan satu-satunya bahasa resmi yang membantu berbagai suku di
Indonesia untuk berkomunikasi secara baik.
Saya
sebagai pro menganggap pernyataan tersebut benar. Karena bahasa pada jejaring
sosial semakin mendapat tempat di kalangan anak muda. Apalagi kemunculan bahasa
gaul yang kini menjadi trend anak muda dikhawatirkan dapat mengikis jati diri bahasa
Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh
munculnya bahasa gaul, hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang
sering digunakan oleh masyarakat kita, khususnya dikalangan remaja. Fenomena itu
sering kita sebut “Bahasa Alay” yang
lebih dikenal dengan “Bahasa Anak
Layangan”, atau “Bahasa Anak Lebay”
yang benar-benar sudah menjadi bahasa favorit mereka daripada bahasa Indonesia
itu sendiri. Hal ini terjadi karena anak muda sekarang membutuhkan pengakuan
akan eksistensi mereka. Mereka hampir tidak punya ruang untuk mewujudkan
eksistensi mereka.
Remaja
Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang
mereka anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi
tertentu dan sekarang dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang
menggunakan bahasa prokem. Bahasa prokem adalah bahasa yang
digunakan oleh sekelompok orang dan hanya dimengerti oleh mereka. Bahasa prokem
yang sekarang ini sedang menjadi tren di Indonesia terutama pada kalangan
remaja adalah bahasa gaul. Jadi, anak muda yang tidak memakai bahasa alay
maka tidak disebut anak gaul, dan status sosial seseoranglah yang paling
mempengaruhi penggunaan bahasa itu sendiri.
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap
penulisan maupun pengucapannya. Bahasa Indonesia ini bahasa yang mudah
dimengerti oleh semua orang, meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda.
Contohnya: Saat kita (orang jawa) bertemu dengan orang dari suku lain, misalnya
saja orang batak, mungkin saat bertemu kita akan kesulitan dalam berkomunikasi.
Pastinya dengan memilih berkomunikasi dengan bahasa Indonesia itu akan
mempermudah. Itulah pentingnya jika mampu menggunakan bahasa indonesia dengan
baik.
Dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan
kaidah-kaidah bahasa yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa Indonesia yang
diajarkan sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa “Alay” mempersulit
komunikasi dengan orang yang tak mengerti perkembangan seperti sekarang ini.
Bahasa “Alay” juga menimbulkan kesan kurang baik jika
dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain.
Pengguna
jejaring sosial saat ini tidak hanya kalangan remaja atau orang dewasa, namun
anak-anak pun tidak sedikit yang menggunakan jejaring sosial untuk bermain atau
berkomunikasi. Sehingga bahasa di jejaring sosial yang kurang mendidik tidak
baik untuk ditiru oleh anak-anak. Sebagai pemuda penerus bangsa, harusnya
fenomena ini tidak boleh terjadi karena akan merusak generasi bangsa Indonesia.
Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan. Bisa-bisa akan merusak bahasa
Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak, dimana letak citra negara kita
dilahirkan ini? Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.
Kesimpulan
saya yakni, inilah momentum bagi pemakai Bahasa Indonesia untuk menerapkan pola
tutur yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Kita harus bersikap
bangga terhadap Bahasa Indonesia dan selalu menjunjung tinggi kaidah
pemakaiannya agar tidak hilang akibat dinamika peradaban manusia dan intervensi
dari bahasa lain. Kita harus aktif dan tepat dalam menggunakan Bahasa Indonesia
dan tidak menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sarkasme terhadap generasi
muda dan remaja. Bahasa adalah keharmonian.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda sangat bermanfaat untuk saya. Terima Kasih