Resume
: How To Master Your Habits
Oleh : Alief Sucianingsih
Bagi
sebagian besar manusia, keahlian adalah perkara bakat. Bagi sebagian lain,
keahlian adalah masalah latihan dan pengulangan. Selain itu, terkadang kita dapat
menyaksikan seseorang sangat termotivasi untuk menguasai satu keahlian, namun
tidak dapat menguasainya. Disisi lain, ada seseorang yang sama sekali tidak
mempunyai motivasi namun berhasil menguasai suatu keahlian.
Sebenarnya
kita dapat menguasai keahlian tanpa motivasi, bahkan tanpa berpikir. Bagimana
bisa? Jawabannya hanya dalam satu kata, yaitu habits. Habits yang tepat dapat
dibentuk melalui practice dan repetition dalam jangka waktu tertentu. Semakin banyak
satu aktivitas diulang dalam jangka waktu yang lama, maka habits akan semakin kuat. Pasti kita sudah tidak asing
lagi dengan kalimat “practice make perfect”. Kalimat tersebut memiliki makna
tersirat yaitu jika apapun yang kita lakukan ingin sempurna maka berlatih
adalah jawabannya. Berlatih adalah bagian daripada habits.
Kita
dapat menjadi apapun atau menguasai keahlian apapun yang kita inginkan bila
kita benar-benar menginginkannya, dengan cara membiasakan dan membentuk habits pada diri kita. Menjadikan yang
luar biasa menjadi kebiasaan. Seseorang harus memiliki strong why atau alasan yang kuat tentang mengapa ia harus melakukan
hal ini atau hal itu didalam kebiasaannya. Ketika seseorang tidak memiliki strong why untuk berbuat sesuatu, maka dipastikan
dia akan menundanya terus-menerus.
Pertama,
lakukan dari hal yang kecil. Tidak ada yang instan di dunia ini, tidak ada suatu
hal besar yang terjadi secara tiba-tiba, sehingga habits harus dibentuk dari awal, konsisten, dan continue.
Misalnya habits yang ingin dibentuk
membaca buku, maka mulailah dengan membaca buku 10 menit saja dalam sehari, lalu dilakukan selama kurang lebih 30 hari,
maka dihari ke-31 dan seterusnya dia akan terbiasa membaca buku tanpa pengingat
waktu. Karena melakukan sesuatu dengan mematok terlalu tinggi hanya akan
menghasilkan rasa jenuh dan putus ditengah-tengah. Lebih baik sedikit tetapi
terus-menerus dilakukan, daripada banyak diawal tetapi membuat lelah ditengah
jalan sehingga merasa malas untuk melakukannya lagi.
Kedua, temukan tempat habits.
Kuncinya terletak pada kata “setelah”. Letakan habits baru pada habits
yang sudah solid. Contohhnya “saya akan membaca buku setelah shalat shubuh”. Ketiga,
berlatihlah terus-menerus. Pada awalnya mungkin kita akan sering kali lupa
untuk melakukan habits baru, maka
buatlah pengingat dengan tulisan dimana saja, atau sebuah alarm, atau meminta
seseorang untuk mengingatkan. Harus diingat bahwasannya habits baru ini harus dilakukan setiap hari.
Pilih salah
satu keahlian, luangkan waktu lebih banyak untuk menguasainya, dan pastikan
tidak ada yang lain yang lebih baik daripada melakukan keahlian itu. Action juga sangat penting karena ia adalah pertanda kesungguhan,
ia pembeda antara impian dan khayalan, juga pembeda antara orang yang munafik
dan yang beriman. Action merupakan bagian dari perjuangan. Untuk
membentuk sebuah kebiasaan, maka seseorang akan mengalami rasa sakit sebagai
tebusan keberhasilan. No pain no gain.
gua mau kopas,malah ketemu blog elu -_-
BalasHapus